Sunday, December 6, 2015

Jarak (Lagi)

Halo, ini aku, ingatkah?
Akhir-akhir ini aku mulai merasakan kembali rasa sakit itu
Rasa kecewa karena diabaikan, untuk kesekian kalinya
Taukah kamu, bahwa aku mati-matian membangun tempat tinggal ku sendiri di hatimu?

Kata sebagian orang tangis adalah obat untuk meluapkan semuanya
Hei! Aku sudah menangis semalaman sampai pagi dan tak kunjung meluap rasa sakit ini!
Pembohong kalian!
Perih

Merasakan jarak itu kembali bukanlah hal yang mudah kuterima saat ini
Merasakan tebing tinggi tak kasat mata itu menjulang diantara kita adalah suatu hal yang tidak ingin ku ketahui
Tolonglah jangan berbuat bodoh untuk menyia-nyiakan aku

Aku pernah jatuh hati, tapi mengapa yang kali ini benar benar membuatku jatuh sejatuh-jatuhnya?
Aku pernah sakit hati, tapi mengapa yang kali ini benar-benar membuatku sakit sesakit-sakitnya?
Seperti baru pertama kali merasakan jatuh hati dan sakit hati
Apa doaku dikabulkan? "Ya Allah, tolong jatuhkan aku sejatuh-jatuhnya jika orang itu tepat untukku.."
Tapi, dalam bait doaku, tak pernah sesekali aku meminta untuk disakiti sesakit-sakitnya
Mengapa itu terjadi?!

Menyuruhku menjauh atau pergi adalah perbuatan paling sia-sia yang telah kau lakukan
Karena aku takkan melakukannya, sekalipun aku tak menghubungimu lagi bukan berarti aku menjauhimu
Aku hanya sedang menuruti kemauan orang yang kucintai

Untuk kamu, tolong jangan mempersulit hubungan kita
Jika masih ada celah untuk saling memperbaiki, mengapa tak kau lewati celah itu?
Mungkin hanya aku yang TERLALU PERCAYA kalau hubungan kita akan baik-baik saja
Menyadari realita bahwa jarak kita memang ada karena beda kota, pasti kita tidak akan bisa mengelakkannya
Mengapa kita tidak coba untuk memperbaiki jarak antara hati kita?
Apa kamu tidak terlalu percaya denganku? Dengan kita?

Jangan berlari, jalani! Lewati!
Karena hal yang paling percuma ialah, berlari dari kenangannya sendiri
Karena kenangan akan selalu ada di hatimu, atau pikiranmu
Bayangkan jika kamu berlari, kamu akan membawa semuanya bersamamu, termasuk kenangan itu sendiri

No comments:

Post a Comment