Wednesday, December 10, 2014

Maaf.

Seakan menoleh pada sebuah peristiwa pahit
Melihat dengan nanar semuanya tanpa air mata
Terlalu sesak dan menyakitkan
Bibir itu terus bergoyang menyerukan ketidakpastian akan seseorang
Ingin ku tutup bibir ribuan manusia yang tanpa hentinya bergerak itu
Namun kedua tanganku tak mampu menggapainya
Bagaikan pedang menembus jantungku
Bagaikan luka yang tersiram air garam memilukan
Ocehan tak berguna dari gadis yang terlalu singkat menyimpulkan semuanya
Mengapa berbeda dengan apa yang dilihat oleh mataku?
Apakah aku terlalu buta untuk mengetahui kebenaran?
Maafkan aku
Ini bukan tentang sebuah ketidakpercayaan pada cinta yang terbagi
Ini adalah tentang bagaimana aku melihat realita dan membandingkannya dengan lisan
Maafkan aku
Rasa cinta ini terlalu kuat untuk terbagi rata antara seorang sahabat dan kekasih
Maafkan aku
Aku tak bisa menutup ribuan bibir yang menari diatas air mata kita
Mungkin tak selamanya maaf bisa mengubah semua peristiwa pahit yang telah ku toleh
Semoga kita selalu berada di tengah jalan yang penuh duri tajam yang bisa kita lewati
Kau tahu? Aku terlalu percaya bahwa kita bisa melewatinya
Dan kau tahu? Kita sedang melewatinya
Genggam tanganku, erat, dan semakin erat
Maafkan aku jika harus ku bawa dirimu melewati jalan itu
Jalan penuh duri tajam
Jalan penuh air mata

No comments:

Post a Comment