Saturday, October 26, 2013

Last Present - Part II

Hari ini, tepatnya hari Jum'at. Hari yang sangat paling kusenangi, karena H-1 dari ulang tahunku. Ya, benar, besok adalah hari lahirku yang ke-15 tahun. Hari telah menjelang sore, aku belum juga mendapatkan kabar dari Azka. 'Mungkin dia sedang les' pikirku.
"Assalamualaikum...."
Aku awalnya tidak tahu siapa gerangan di luar sana, tapi sepertinya aku mengenal suara yang setiap saat membuatku rindu untuk mendengarnya lagi. Ketika aku membuka pintu, aku melihat ke arah pagar rumah. Disana terlihat dua orang pengemudi motor yang masih menggunakan helmnya, aku makin penasaran.
"Walaikumsalam, mau cari siapa ya?" tanyaku. Saat dia membuka helmnya aku sangat terkejut, ternyata Azka datang bersama temannya kerumahku. "Hai, aku cuma mau ngasih kamu ini" sembari memberikanku boneka beruang yang cukup besar, warnanya cream. "Untuk apa? Kenapa datang kesini waktu mau maghrib sih?" aku bukannya tidak suka dia kerumahku, tetapi waktu yang sudah menjelang malam itu yang membuatku mengkhawatirkannya. "Maaf, aku baru pulang les, ini buat hadiah ulang tahun kamu. Besok aku belum tahu bisa kesini atau enggak, makanya aku kasih ini sekarang," jawabnya.

Tepat hari ini adalah pengumuman aku lulus/tidak dari SMP ke SMA. Aku merasa tegang didalam kelas. Aku hanya bisa berdoa semoga bisa lulus, semoga mendapatkan nilai terbaik, semoga bisa satu sekolah lagi dengan Azka.
"Hei, lihat. Gue lulus dong, dud." ucapnya manis. Dia memberiku panggilan konyol yaitu 'tembem' atau 'dudud' aku tidak mengerti maksudnya apa. Menurutku itu adalah panggilan sayang dari orang yang paling kusayang. "Gue juga lulus dong, lekkk." begitu aku memanggilnya dengan sebutan konyol hihi.
Malamnya aku diberi link oleh sahabatku Erika untuk melihat hasil nem lewat jalur online. Saat aku melihat nama berabjad A, aku melihat disitu tertera Azka Aldric. Dia mendapatkan nem yang memuaskan. Dan ketika sampai di abjad R, Rachel Astari. Aku melihat bahwa nemku...ah menyakitkan </3

Akhirnya aku dan Azka pisah sekolah. Azka mendapatkan sekolah negeri di Tangerang, aku mendapatkan sekolah swasta yang cukup jauh dari rumahku, tapi beruntungnya aku bisa satu sekolah lagi dengan sahabat karibku, Erika. Aku sangat sedih pada saat itu, tapi Azka selalu meyakinkanku bahwa dia tidak akan pergi, genit, nakal, dll. Aku juga mencoba percaya kepada Azka, mengingat dia adalah lelaki tercuek yang pernah kukenal, lalu luluh dengan wanita sesederhana aku. Akhirnya aku menerima perpisahan sekolah itu. Azka selalu menghiburku, namun tetap aku merasa khawatir, aku takut dia berubah sifat terhadap perempuan, mengingat kata-kata 'seseorang akan berubah karena pergaulan dan lingkungannya, entah sikap, sifat, dll.' aku sungguh takut Azka berubah.


-SMA-

Sudah satu tahun hubunganku dengan Azka dibina. Layaknya sepasang kekasih, hubunganku kadang sedang dibawah, kadang sedang diatas. Karena aku adalah tipe orang yang 'moody' Azka mencoba mengerti, apalagi saat aku sedang PMS. Azka sangat sabar mengerti aku. Aku pun begitu. Saat Azka sibuk belajar, les, atau sebagainya aku hanya bisa memberinya semangat. Terkadang kita belajar bersama, entah itu dengan cara bertemu langsung atau lewat pesan singkat. Semua suka dan duka aku lewati bersama Azka.

Goodmorning Azka sayang :*
Aku tidak mendapatkan balasan sms lagi setelah itu. Aku mencoba mengabaikan hp-ku tapi, aku tidak bisa jika tidak menunggu pesan dari Azka.
Itu terakhir kalinya aku sms Azka dan tidak dibalas, sudah seminggu lebih dia tidak menghubungiku. Aku memang tidak pernah mencoba menelponnya karena aku takut mengganggu waktu belajarnya.

Azka benar-benar berubah. Dia telah melupakan janjinya bahwa dia tidak akan berubah seiring berjalanannya waktu. Namun, tidak ada yang bisa mengetahui bagaimana orang kedepannya, bukan? . Sudah akhir-akhir ini Azka sering sibuk. Bahkan menghubungiku hanya 'Goodmorning sayang', setelah itu menghilang dan kembali lagi dengan ucapan 'Goodnight sayang'. Sudah kubilang, aku sangat mengerti Azka bukan? Aku sangat mengerti. Dia memang sibuk belajar sampai tidak bisa membalas pesan singkatku. Bertemu pun sekarang aku jarang. Sudah sebulan ini Azka tidak menghampiri rumahku entah dengan alasan sibuk belajar, kerja kelompok, dan entahlah apalagi. Aku hampir kebal dengan semua alasannya itu. Entah karena bodoh atau karena apa, aku mengertinya sepenuh hati. Dan dengan cuma-cuma merelakan perasaan bahagiaku untuknya. Sekali lagi, aku tidak tahu aku bodoh atau gila atau apalah terserah kalian.. Mungkin ini berlebihan. Ya! Memang berlebihan.

If you want to read next story : http://savatiara.blogspot.com/2013/11/last-present-part-iii.html

No comments:

Post a Comment